Berawal dari melihat foto-foto di media sosial dan majalah tentang Gili Trawangan yang menggiurkan, akhirnya saya kesampaian juga liburan di sana. Gugusan pulau Gili terdiri Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno. Gili Trawangan yang juga merupakan pulau terbesar dibandingkan dua pulau lainnya menjadi pilihan kami.
Perjalanan dimulai dengan terbang dari Jakarta ke Denpasar. Setelah menginap satu malam di daerah Kuta - Sunset Road, esoknya kami menuju Pelabuhan Sanur dengan mobil jemputan dari Marina Srikandi Fast Boat selama 2 jam. Sesampainya di sana, kami melakukan registrasi ulang, lalu diarahkan untuk naik ke fast boat berkapasitas 100 orang di bagian dalam dan 20 orang di bagian atap. Perjalanan dari Sanur ke Gili Trawangan ditempuh selama kurang lebih 2,5 jam.
Gili Trawangan disebut-sebut sebagai 'kampung bule', saking banyaknya wisatawan asing yang berseliweran. Pulau ini juga eco-friendly karena sama sekali tidak ada kendaraan bermotor, jadi udara di sana bersih, juga bebas polusi suara kendaraan. Transportasi utama di sana menggunakan delman dan sepeda. Di sana tidak ada polisi atau aparat keamanan, penduduk di sana saling menjaga ketertiban dan keamanan secara mandiri.
Berdasarkan informasi dari brosur yang saya baca, jika ada cekcok antar penduduk, maka diselesaikan dengan cara kekeluargaan dan musyawarah, wah berarti nggak ada tuh yang namanya berantem dan makian. Hukum yang berlaku di Gili adalah hukum adat. Masih berdasarkan informasi dari brosur, misalkan ada orang yang ketahuan mencuri, hukumannya adalah orang tersebut diarak keliling pulau sebanyak tiga kali sambil bugil. Wiiiiiiiiih serem bok.
Pulau ini benar-benar pulau untuk liburan bagi wisatawan. Tidak ada perkantoran, tidak ada sekolah, tidak ada pasar. Kegiatan ekonomi di sana semuanya berkaitan dengan wisata, ya usaha penginapan, tempat makan, dan menjual cinderamata. Semua pasokan makanan dan material pembangunan dibawa dengan kapal dari pusat kota di Pulau Lombok yang bisa dicapai dengan fast boat atau perahu motor selama 30 menit.
Di Gili Trawangan hanya ada satu jalan utama, yaitu jalan sepanjang pinggir pantai. Sejauh mata memandang, kita bisa melihat laut dengan air yang jernih berwarna biru - tosca. Di sepanjang jalan tersebut, terdapat deretan penginapan dan tempat makan. Sebenarnya tidak banyak kegiatan liburan yang bisa dilakukan di pulau ini. Satu-satunya kegiatan berarti yang bisa dilakukan adalah snorkeling atau diving, selebihnya ya sekedar duduk-duduk santai di pinggir pantai, naik sepeda mengelilingi pulau, dan wisata kuliner.
Gili Trawangan tampaknya memang surga bagi para pecinta pantai. Pemandangan laut yang jernih dan pantai berpasir putih sangat menyegarkan mata. Sekedar duduk santai di bawah pohon dan main air di pinggir pantai seharian pun sudah cukup menyenangkan.
Ada satu lokasi menarik di Gili Trawangan, yaitu ayunan di tengah laut yang terbuat dari kayu. Lokasinya tepat di seberang Hotel Aston. Kayaknya sih ayunan itu adalah properti milik Aston, tapi pengunjung boleh masuk ke area pantai Aston dan naik ke ayunan itu. Lokasi Aston lumayan jauh dari pusat keramaian sekitar pelabuhan Gili, jadi lebih enak menyewa sepeda untuk ke sana.