11 February 2013

Dewata

Pulau yang satu ini memang bukan tujuan wisata baru, tapi kali ini mengunjungi berbagai pantai yang belum ramai pengunjung menjadi agenda utama. Apalagi bulan Februari bukanlah musim liburan alias low season, sehingga kami pun berhasil menikmati keindahan Pulau Dewata yang sesungguhnya tanpa harus berebutan dengan kerumunan orang yang biasanya numplek di pulau ini. 

Selama empat hari, saya, Riri, dan Kerry berkelana dengan mobil sewaaan dan mengandalkan GPS untuk sampai ke tempat-tempat tujuan kami. Diawali dengan kunjungan ke Pantai Balangan di daerah Uluwatu yang juga sejalur dengan Pantai Dreamland yang kini berganti nama menjadi New Kuta Beach. Pantai Balangan adalah pantai yang masih belum banyak dikunjungi. Air lautnya tampak biru kehijauan, begitu juga dengan pasir putihnya yang berukuran lebih besar daripada pasir pantai pada umumnya. Garis pantainya terlihat jelas, lurus, dan panjang. Di pantai ini tidak terdapat karang, ombaknya pun termasuk besar, sehingga pantai ini menjadi lahan sempurna bagi para surfer untuk beraksi. Sore itu sekitar jam 3 sore, sinar matahari yang menyengat sekali membuat kami kehausan. Tiga buah kelapa muda menjadi pilihan kami sambil duduk santai di bawah payung pantai sambil menikmati gulungan dan deburan ombak.

Selanjutnya ada Pantai Padang-Padang di daerah Pecatu yang juga masih searah dengan New Kuta Beach. Pada saat kami datang ke sini, ternyata sudah lumayan ramai oleh pengunjung. Ada para wisatawan asing yang sedang berjemur dan wisatawan lokal yang sekedar bersantai di pinggir pantai. Kami menjauh dari kerumunan orang dengan berjalan ke arah karang-karang di sisi kanan pantai. Lumayan, di sekitar karang itu hanya ada beberapa pengunjung, sehingga kami bisa lebih nyaman duduk santai di bawah karang-karang yang juga menjadi peneduh. Meskipun ombak di pantai ini cukup tinggi, tapi masih tergolong aman. Air laut di sini tidak terlalu jernih, melainkan berwarna agak kecoklatan, bukan karena kotor atau sampah, tapi karena pasir yang terbawa arus laut memang berwarna agak gelap, padahal pasir di pinggiran pantainya berwarna putih bersih. 

Pantai Tegalwangi. Nah, ini dia pantai favorit saya. Pantai yang terletak di daerah Jimbaran ini benar-benar masih sepi pengunjung. Kami harus menuruni beberapa anak tangga berupa karang untuk sampai ke pantai. Di sini terdapat banyak karang besar, beberapa di antaranya membentuk gua. Banyak terdapat karang di bagian agak tengah laut yang diselimuti ganggang yang licin. Air lautnya biru kehijauan, jernih, dan bersih. Ombaknya termasuk ganas dengan frekuensi ombak yang sering. Bahkan pecahan ombaknya terkadang sangat tinggi hingga masuk ke gua, sampai membasahi tas bawaan kami yang tergantung di sela-sela karang yang lumayan tinggi. Banyaknya karang di sekitarnya membuat alur ombaknya tidak beraturan, inilah yang membuat pemandangan Pantai Tegalwangi lebih menarik untuk dinikmati. Tempat paling pas dan aman untuk menikmati suasana Pantai Tegalwangi adalah dengan duduk di atas salah satu karang yang tinggi.

Saya dan Riri juga sempat ber-arung jeram di Sungai Ayung. Dari tempat resepsionis Bahama Rafting di daerah Ubud, kami harus menuruni banyak anak tangga yang terjal untuk sampai ke sungai. Medan Sungai Ayung memang diperuntukkan bagi pemula dengan arus yang tidak terlalu ekstrem. Selama dua setengah jam, kami dan 2 orang turis Jepang serta seorang instruktur mengarungi Sungai Ayung dengan pemandangan hutan yang lebat di sisi kiri dan kanan sepanjang sungai. Sepanjang perjalanan, instruktur kami sering membuat heboh, panik, dan memberikan instruksi sambil berteriak seakan ada arus berbahaya di depan kami (padahal tidak ada, keadaan sangat aman terkendali) untuk menghidupkan suasana. 

Soal makanan, pastinya terdapat banyak tempat makan bagus dengan rasa yang enak di pulau ini. Kami memilih salah satu tempat makan yang lagi happening, yaitu Rock Bar yang berlokasi di dalam area Ayana Resort di daerah Jimbaran. Dinamakan Rock Bar karena tempat ini berdiri di atas batu karang berundak yang menjorok ke laut, pengunjung akan serasa duduk menggantung di atas laut. Ada beberapa area tempat duduk yang disediakan, yaitu area sofa dan kursi. Semua area dibatasi dengan semacam pagar pembatas kaca agar pemandangan ke laut tidak terhalangi. Banyak orang yang merekomendasikan tempat ini sebagai tempat yang bagus untuk menikmati sunset dan kami tergiur untuk membuktikannya. Sayangnya, kami tiba di Rock Bar terlalu cepat, yaitu sekitar jam 4 sore. Maksud kami untuk mencari aman, menghindari antrian panjang menjelang sore hari, tapi akhirnya kami malah harus berkeringatan dulu karena sinar matahari yang masih menyengat pada jam segitu. Kami masih harus menunggu sekitar 2 jam lagi untuk melihat sunset. Sambil menunggu, kami memesan beberapa minuman dan makanan ringan dengan harga yang menguras kantong. Tapi dari awal kami memang sudah siap dan ikhlas kok demi menikmati sunset dan pengalaman leha-leha yang hanya sesekali ini haahaa :D 

Akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba. Sekitar jam 6 sore, kami dan para pengunjung lainnya langsung sibuk dengan kamera masing-masing untuk mengabadikan si sunset. Kami juga tidak melewatkan santapan lezat di daerah Pantai Sanur, yaitu warung Ma Beng. Warung ini menyediakan menu nasi, ikan kakap putih goreng, dan sup ikan kakap putih dengan ketimun. Menu ini memang terdengar biasa, tapi tampaknya ada bumbu racikan khusus yang membuat menu ini benar-benar nikmat, terutama kuah sop ikan yang kaya rasa sekaligus segar dengan rasa asam yang bikin nagih.